Kekhawatiran investor terhadap potensi resesi setelah mayoritas bank sentral dunia mengetatkan kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bunga acuan melemahkan banyak pasar keuangan selama sepekan kemarin. Pasar keuangan Indonesia kompak ditutup melemah minggu ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah nyaris 2% dan rupiah mencatatkan kinerja bulanan terburuk sejak awal pandemi Covid-19. Adapun bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street pada akhir perdagangan Jumat (30/9/2022) berakhir terkoreksi. Ketiga indeks utama Wall Street kompak melemah sepekan kemarin.Read more... 

read more

Pasar keuangan Tanah Air pekan kemarin belum mampu mencatatkan kinerja yang cemerlang. Rupiah tercatat melemah dan terlihat dari naiknya angka imbal hasil, surat berharga negara (SBN) pekan kemarin ramai dilepas investor. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat tipis meski berada di tengah guncangan respon kebijakan moneter terbaru baik dari bank sentral Amerika Serikat (AS) maupun dari Bank Indonesia (BI).Read more... 

read more

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan kemarin akhirnya kembali menyentuh puncaknya dengan mencatatkan harga penutupan tertinggi (all time high/ATH). Meski demikian, dalam sepekan IHSG malah terkoreksi, salah satunya karena investor masih cenderung khawatir dampak dari inflasi global yang masih meninggi dan bersiap terhadap keputusan kebijakan moneter Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Bank Dunia atau World Bank juga kembali menyampaikan 'kabar buruk'. Dunia dikabarkan tengah bergerak menuju resesi pada tahun 2023. Hal ini dipicu oleh kenaikan suku bunga global yang dilakukan secara agresif dalam rangka menjinakkan laju inflasi.Read more... 

read more

Pasar keuangan Indonesia pekan kemarin mampu mencatatkan kinerja bullish di tengah isu ekonomi domestik dan global yang penuh dengan gejolak. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), krisis energi di Eropa, kenaikan tarif ojek online, volatilitas harga minyak, serta kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa sepertinya tidak mempan menghambat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).Read more... 

read more

Ketika nilai tukar rupiah dan harga Surat Berharga Negara (SBN) melemah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan penguatan meski belum mampu bertahan di atas level psikologis 7.200. Penguatan yang dialami IHSG pekan kemarin memang tercatat tipis akan tetapi aliran dana asing masih membanjiri bursa saham domestik seiring dengan adanya sentimen positif rilis data di dalam negeri. Dibalik penguatan tersebut juga terdapat sentimen negatif yang akan menghantui perdagangan pekan ini. Dimulai dari bank sentral AS yang masih akan mengerek suku bunga acuan yang masih menghantui bursa saham global hingga keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi.Read more... 

read more

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal melanjutkan tren positifnya. Sepanjang pekan lalu IHSG tercatat melemah dan mengakhiri penguatan 5 pekan beruntun. Keputusan Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 22-23 Agustus 2022 yang menaikkan suku bunga acuannya ikut mempengaruhi perdagangan pekan kemarin. Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street merosot pada perdagangan Jumat (26/8/2022) waktu setempat. Penyebabnya, ketua bank sentral AS, Jerome Powell, yang menegaskan akan tetap agresif dalam mengerek suku bunga.Read more...  

read more

Pasar keuangan dalam negeri pada pekan lalu cenderung beragam, di mana pasar saham dalam negeri terpantau kembali menghijau, sedangkan pasar mata uang dan pasar obligasi pemerintah cenderung kurang menggembirakan Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat masih menguat dan dengan demikian, IHSG berhasil menguat lima pekan beruntun. Adapun dari Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street pada perdagangan pekan lalu terpantau melemah, setelah beberapa pekan mencatatkan penguatan.Read more... 

read more

Di tengah kekhawatiran akan pelemahan ekonomi dunia pasca pengumuman kebijakan moneter dan data ekonomi Amerika Serikat (AS), yang mana belum adanya pengumuman resmi status resesi negara tersebut, Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) malah menguat pekan ini. Hal ini salah satunya ditopang oleh kinerja emiten yang tumbuh signifikan, khususnya emiten perbankan raksasa. Kinerja positif IHSG juga sejalan dengan bursa global lainnya yang ikut menguat selama sepekan meskipun data negara adidaya AS mengetatkan kebijakan moneter dan mengumumkan kontraksi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.Read more... 

read more

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pekan kemarin setelah terkoreksi hebat di pekan sebelumnya. Penguatan IHSG sejalan dengan bursa saham di dunia. Penguatan IHSG pada pekan kemarin terjadi karena Bank Indonesia (BI) diperkirakan dan akhirnya mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga acuannya dan sudah bertahan selama 18 bulan. Hal tersebut tentunya menjadi katalis positif untuk pasar saham. Ini merupakan langkah BI yang dinilai baik dalam menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan.Read more... 

read more

Pasar keuangan Indonesia pekan lalu sedang tidak bergairah. Kinerja mingguan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun untuk ketiga kalinya secara berunutun. Pelemahan pada pekan kemarin disebabkan karena kondisi makroekonomi global yang masih belum menentu. Ancaman resesi global membuat para pemilik modal was-was dan akhirnya berimbas negatif bagi pasar keuangan Tanah Air. Perekonomian dunia sedang bergejolak akibat laporan inflasi yang tinggi yang akan direspon dengan agresifnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) akan membuat ketakutan akan resesi menjadi semakin nyata. Di tengah isu resesi yang menggebu, kabar baik datang dari neraca perdagangan Indonesia selama semester I-2022.Read more... 

read more