-
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2019 dibawah 5%, Waktunya BI Pangkas Suku Bunga Acuan?February 05, 2020 16:04
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali menunjukan pelemahan menjadi 4,97% di 4Q2019 lebih rendah dari periode sebelumnya di 5,02% yoy. Ekonomi tumbuh dibawah ekspektasi pasar 5,00% serta merupakan pertumbuhan terendah sejak 4Q2016 di 4,94% yoy. Peran Konsumsi domestik yang memiliki kontribusi sekitar 57% hanya tumbuh 4,97% yoy di 4Q2019 lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya di 5,05% yoy. Sementara investasi juga terus melambat 4,06% yoy dari periode sebelumnya 4,21% yoy. Namun secara tahunan pertumbuhan ekonomi masih konsisten bertahan di level 5%. Sektor manufaktur masih terus terkontraksi tercermin pada rata-rata indeks PMI 48,5 di kuartal IV 2019 serta perlambatan ekspor juga turut andil dalam perlambatan pertumbuhan.
Pertumbuhan di tahun 2019 secara garis besar disebabkan masih lemahnya konsumsi domestik. Selain itu pertumbuhan dari belanja pemerintah dalam dua kuartal terakhir juga tidak mencapai 1%. Event Pemilu tahun lalu tidak berimbas signifikan pada meningkatnya permintaan domestik. Hal ini juga di konfirmasi dari rendahnya inflasi yang hanya tumbuh 2,72% yoy di 2019. Inflasi tahun lalu merupakan terendah dalam 10 tahun terakhir.
Di awal tahun 2020, wabah coronavirus di China menjadi tantangan baru kedepan. Harga komoditas global juga kompak turun yang terutama CPO dan batubara yang merupakan salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia. Kami melihat potensi pemangkasan suku bunga 25bps oleh Bank Sentral pada kuartal I 2020 untuk mendukung pertumbuhan. Beberapa indikator makro seperti pertumbuhan kredit yang melambat, stabilnya nilai tukar, rendahnya inflasi serta sikap Bank Sentral AS yang dovish “harusnya” dapat mendorong BI lebih cepat melakukan pemotongan suku bunga. Tidak hanya dari sisi moneter, stimulus fiskal juga perlu segera diberikan untuk mendukung perbaikan ekonomi kedepan.
(Disclaimer On)
