Informasi

  • Market Update: Domestic Economy in Recovery Mode
    October 14, 2020 09:10

    Perekonomian global di semester II tahun 2020 saat ini memasuki tahap pemulihan. Sedikit flasback pada semester I tahun ini ekonomi global mengalami penurunan akibat covid-19 terutama China dan AS sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. China sangat cepat melakukan pemulihan ekonomi di kuartal II dengan membentuk V-shaped recovery dan selamat dari resesi. Pertumbuhan ekonomi China sempat terkontraksi -6.8% yoy di kuartal I hingga berbalik positif 3.2% yoy di kuartal II lalu. Sementara itu ekonomi Amerika terpangkas cukup dalam hingga -9% yoy di kuartal II 2020 (vs. 0.3% yoy 1Q20). Berikut merupakan update perkembangan pasar keuangan dan dan perekonomian domestik menurut pandangan kami.


    PDB kuartal III diperkirakan membaik

    Setelah rilis PDB kuartal II yang tercatat -5.32% yoy, diperkirakan ekonomi RI akan memasuki jurang resesi atau mengalami pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut di kuartal III. Hal ini telah di konfirmasi oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu pada level yang lebih rendah di kisaran -2.9 hingga -1.0 persen. Ekspektasi membaiknya pertumbuhan ekonomi di kuartal III juga tercermin dari data-data ekonomi seperti perbaikan pada aktivitas industri manufaktur, ekspor impor, serta penjualan ritel. Dibandingkan dengan kuartal II, angka rata-rata indeks manufaktur tiga bulanan kuartal III berada pada level 48.3 atau lebih tinggi 31.7 pada kuartal II lalu. Indeks manufaktur menunjukan improvement yang cukup signifikan meskipun masih pada level kontraksi. IHS Markits mencatat di bulan Agustus aktivitas manufaktur ekspansi 50.8 untuk pertama kalinya dalam 6 bulan, namun kembali terkontraksi dibulan September seiring dengan PSBB II pemprov DKI.      


    Indikator ekspor-impor Indonesia tercatat mulai mengalami perbaikan dibanding kuartal II diikuti dengan surplus neraca dagang sejak Mei’20 sehingga defisit neraca berjalan tahun ini diperkirakan menyempit. Impor tercatat turun lebih dalam dibanding ekspor dan berangsur membaik pasca ekonomi dibuka dibulan Juni. Per Agustus lalu, ekspor-impor melambat -8.36% yoy (vs -9.9% yoy Jul’20) sementara impor masih tertekan -24.1% yoy (vs -32.5% yoy Jul’20).



    Selain itu, indeks penjualan ritel juga berangsur membaik walaupun masih dalam teritori pertumbuhan yang negatif. Per Agustus lalu penjualan ritel tercatat tumbuh -9.2% yoy atau terus meningkat dari level terendahnya di bulan Mei yang tumbuh -20.6% yoy.


    Kasus Baru Mulai Melandai, Perkembangan Vaksin Positif

    Tren penambahan kasus baru covid-19 mulai melandai di sekitaran 4.000 kasus perhari. Hingga 13 Oktober 2020 jumlah secara keseluruhan kasus terkonfirmasi telah mencapai 340.622 kasus terkonfirmasi, 263.296 dinyatakan sembuh, 65.299 dalam perawatan, serta 12.027 dinyatakan meninggal. Tren penambahan kasus baru sempat meningkat pada September lalu khususnya DKI sehingga PSBB II sempat diterapkan kembali. Keputusan Pemprov DKI dalam penetapan kebijakan PSBB lanjutan menjadi sentimen yang sangat negatif bagi pasar. Jika pemberlakuan PSBB terus diterapkan akan mengancam pemulihan ekonomi terlebih Jakarta merupakan pusat perekonomian. Melandainya penambahan kasus baru covid-19 merupakan sentimen positif kedepan diikuti dengan perkembangan vaksin yang cukup positif sejauh ini. perkembangan vaksin corona asal China, Sinovac Biotech Ltd yang bekerja sama dengan Bio Farma kini memasuki uji klinis tahap tiga.


    Penambahan Kasus Positif Harian

    Sumber: covid19.go.id


    Sentimen Positif Omnibus Law

    Pasar keuangan domestik tercatat mengalami penguatan seiring dengan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang Undang oleh DPR di awal pekan lalu. Omnibus law merupakan sebuah bagian dari reformasi ekonomistruktural yang diharapkan dapat meningkatkan investasi terutama FDI hingga akhirnya dapat menciptakan lapangan kerjabaru yang lebih cepat serta diikuti dengan pertumbuhan ekonomi kedepan. Sektor yang sangat diuntungkan dari UU omnibus law nantinya ialah emiten pengembang kawasan industri menurut pandangan kami.


    Decoupling Sektor Rill dan Sektor Keuangan


    Memasuki semester II 2020, pasar saham maupun obligasi tercatat mulai pulih semenjak level terendahnya di bulan Maret 2020 lalu. Turunnya nilai atau harga instrumen aset keuangan merupakan sebagai respon atas memburuknya outlook ekonomi karena pandemi covid-19. Pasar keuangan yang menjadi salah satu leading indikator arah perekonomian suatu negara merespon lebih awal dampak dari memburuknya ekonomi akibat covid-19. Dampak dari pandemi covid-19 memaksa pemerintah menerapkan PSBB (Akhir Maret-Mei) untuk mencegah penyebaran di kuartal II 2020 sehingga membuat ekonomi terpangkas -5.32% yoy di kuartal II. Selanjutnya pemerintah kembali membuka perekonomian secara bertahap pada awal Juni lalu kecuali DKI yang masih menerapkan PSBB transisi dan PSBB II dibulan September.

    Selanjutnya, Pergerakan pasar keuangan di kuartal II tercatat naik lebih awal seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi serta dukungan berbagai macam stimulus fiskal maupun moneter oleh pemerintah. Pergerakan sektor keuangan berbeda dengan kondisi riil ekonomi (decoupling), hal ini merupakan sinyal bahwa mode pemulihan ekonomi domestik sedang berlangsung di semester II 2020 menurut pandangan kami.


    Outlook Akhir Tahun

    Secara umum kondisi perekonomian di semester II ini lebih baik dibanding semester I mengingat perekonomian telah dibuka walaupun tidak secara penuh. Beberapa indikator ekonomi lainnya seperti inflasi, tingkat pengangguran, pertumbuhan kredit masih belum membaik. Dilain sisi, indikator eksternal seperti nilai tukar dan defisit neraca berjalan cenderung membaik sementara kebijakan FED masih dovish terhadap suku bunganya dalam jangka panjang. Sehingga stimulus pelonggaran moneter berupa pemangkasan tingkat bunga BI7DRR 25bps masih memungkinkan hingga akhir tahun. Tak hanya itu, pemerintah kiranya perlu melakukan kebijakan penurunan tingkat bunga kredit korporasi maupun masyarakat dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional. Tingkat pertumbuhan kredit memiliki korelasi yang positif dengan pertumbuhan ekonomi.

     

    Ekspektasi penurunan suku bunga serta pemulihan ekonomi menjadi katalis positif untuk pasar keuangan. Imbal hasil obligasi 10 tahunan pemerintah saat ini berada dikisaran 7%, diproyeksikan masih akan turun ke level 6.5%-6.75% hingga akhir tahun 2020. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan saat ini diperdagangkan di sekitar 15x P/E atau di level rata-rata P/E dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Kami melihat potensi kenaikan level IHSG di kisaran 5.400 â€" 5.500 hingga akhir tahun 2020 seiring dengan perbaikan ekonomi serta dukungan stimulus pemerintah.



     (Disclaimer on)



  • PRODUK
    FEF FOSTER EQUITY FUND
    FFI FOSTER FIXED INCOME
  • RISET
    December 04, 2023 09:37
    Di Amerika Serikat (AS), Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral akan bertindak "hati-hati"
    July 24, 2023 09:27
    Di tengah kondisi lingkungan geopolitik yang kompleks dan momen pemulihan pasca Covid-19, China berada di kondisi ekonomi yang kurang baik. Serangkaian