Saat ini jumlah investor pasar modal Indonesia telah berkembang pesat sejak diaktifkan kembali oleh pemerintah pada 10 Agustus 1977. Pertumbuhan tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan investor pada salah instrument pasar modal yaitu Reksa Dana.

Apa itu Reksa Dana?

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat (27), Reksa Dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan Manajer Investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat cocok untuk investor pemula, karena dana investasi akan dikelola oleh Manajer Investasi yang lebih berpengalaman di bidangnya.

Jenis-Jenis Reksa Dana

1.      Reksa Dana Pasar Uang

a. Portofolio investasi berisi instrument pasar uang seperti deposito, SBPU, SBI, Obligasi, dan sebagainya, yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

b. Tingkat risiko dan imbal hasil rendah

c.  Cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif

2.      Reksa Dana Pendapatan Tetap

a. Portofolio investasi minimal 80% dari aktivanya yang berisi efek bersifat utang atau obligasi jangka panjang

b. Tingkat risiko dan imbal hasil rendah, namun lebih tinggi dari reksa dana pasar uang

c.  Cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif dan moderat

3.      Reksa Dana Campuran

a. Portofolio investasi berisi kombinasi dari instrumen pasar uang, efek bersifat utang, dan efek bersifat ekuitas/saham.

b Tingkat risiko dan imbal hasil moderat

c. Cocok untuk investor dengan profil risiko moderat

4.      Reksa Dana Saham

a. Portofolio investasi minimal 80% dari aktivanya yang berisi efek bersifat ekuitas/saham

b. Tingkat risiko dan imbal hasil tinggi

c. Cocok untuk investor dengan profil risiko agresif