Informasi

  • Economic Update : PDB Kuartal I 2020
    May 08, 2020 08:47

    Pandemi Coronavirus, Ekonomi 1Q20 Tumbuh 2,97%


    Ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,97% y-y di kuartal I 2020 ditengah pandemi coronavirus. Sebelumnya, China dan AS mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang negatif masing-masing -6,8% dan -4,8%. Merupakan sebuah gambaran besar bahwa ekonomi global akan mengalami resesi. World bank memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh minus 3,5% atau 2,1% tahun ini dan tumbuh 5,2% 2021. IMF juga memprediksi tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 0,5% dan 8,2% tahun 2021. Kami melihat pada kuartal II pertumbuhan ekonomi akan memburuk mengingat pemberlakuan PSBB serta Social distancing mulai diberlakukan di bulan Maret hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kuartal II nanti kemungkinan akan menjadi pertumbuhan ekonomi terendah/ lowest untuk tahun 2020 dengan asumsi ekonomi dibuka/ reopening di kuartal III.


    Konsumsi dan Investasi akan memburuk

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada Konsumsi rumah tangga dan investasi dengan kontribusi sekitar 58% dan 31%. Lemahnya konsumsi domestik pada 1Q20 akibat coronavirus membuat ekonomi hanya tumbuh setengahnya dari rata-rata level pertumbuhan di 5%. Konsumsi rumah tangga tercatat hanya tumbuh 2,84% y-y (vs. 5,01% di 1Q19). Dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat ini belum terlihat di kuartal I sehingga ekonomi akan turun lebih dalam di kuartal II nanti. Rilis data terbaru indeks manufaktur Indonesia per April lalu berada di level 27,5 terendah se ASEAN. Industri manufaktur sekitar 70% sangat bergantung pada konsumsi domestik sehingga turunnya domestik demand menekan industri manufaktur ditambah terganggunya impor bahan baku dan penolong untuk produksi. Sejalan dengan turunnya Kondisi perekonomian, tentunya investasi akan menukik tajam kebawah. Investasi 1Q20 tercatat hanya tumbuh 1,7% y-y (vs. 5,03% di 1Q19) jauh dari level pertumbuhan rata-rata 5 tahun terakhir di 5%. Kondisi ini diperkirakan membuat ekonomi di 2Q20 tumbuh lebih rendah bahkan negatif dan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah membuka kembali perekonomian.

    Sumber: BPS, Foster


    Ekonomi Lemah, Sangat Bergantung pada peran Pemerintah

    Pada kondisi seperti ini, motor penggerak ekonomi sangat bergantung kepada pemerintah. Terlihat pada 1Q20 pertumbuhan belanja pemerintah +3,7% y-y merupakan tertinggi dari komponen pertumbuhan lainnya. Disamping itu, lima sektor utama penopang pertumbuhan seperti manufaktur, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan tumbuh dibawah 3%. Peran pemerintah untuk menggerakan perekonomian melalui stimulus dan kebijakan secara masif sangat diperlukan.

    Sumber: BPS, Foster


    Ekspor-Impor Lesu, CAD Berpotensi Melebar

    Melemahnya perekonomian dunia akibat covid-19 yang membuat semua harga komoditas turun kecuali emas. Baru-baru ini harga minyak dunia sempat turun hingga diperdagangkan ke teritori negatif akibat oversupply serta penuhnya inventori. Turunnya harga minyak dunia menyeret harga komoditas lain seperti ikut turun seperti batubara, nikel, timah dan sebagainya. Sementara itu, ekspor Indonesia masih bergantung pada komoditi tersebut sehingga berpotensi membuat defisit neraca dagang melebar. Pada kuartal I 2020 lalu, impor tercatat mengalami perubahan yang lebih baik dibanding ekspor. Impor tercatat membaik ke -2,19% y-y (vs. -7,75% y-y 1Q19) sementara ekspor tumbuh 0,24% y-y (vs. -2,08% y-y di 1Q19).

     

    (Disclaimer on)





  • PRODUK
    FEF FOSTER EQUITY FUND
    FFI FOSTER FIXED INCOME
  • RISET
    December 04, 2023 09:37
    Di Amerika Serikat (AS), Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral akan bertindak "hati-hati"
    July 24, 2023 09:27
    Di tengah kondisi lingkungan geopolitik yang kompleks dan momen pemulihan pasca Covid-19, China berada di kondisi ekonomi yang kurang baik. Serangkaian